Kamis, 24 Mei 2012

SIAPAKAH AHLI BID'AH SEBENARNYA??

Assalamu'alaikum..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Saudaraku yang dirahmati Allah... Istilah bid'ah sudah bukan menjadi perkara asing lagi ditelinga kita.
Kata-kata bid'ah sering kali dilontarkan terhadap orang yang melakukan tahlilan, mauludan, membaca yasin bersama, membaca qunut, ziarah kubur dan banyak lainnya, dengan alasan dan argumen yang dirasa sangat tidak kompatibel..
Sekarang mari kita ulas bersama, siapakah sebenarnya yang
dimaksud sebagai Ahli bid'ah yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.
Kita merujuk tiga buah kitab klasik yang membahas tentang hadits bid'ah tersebut yaitu:

1. Kitab Talbisul Iblis, karangan Imam Azzahabiy atau Imam Al Jauzi. (Madzhab Imam Hambali)
2. Assawaiqal Muharrqah Fii Raddi Ahlil Bid'ati Wazzindiqah, karangan Imam Ibnu Hajar Al haitami. (Madzhab Imam Syafi'i)
3. Maqaalatul Islaamiyyiin Wakhtilaaful Mushalliin, karangan Imam 'Asy'ariy.

Dalam kitab Talbisul Iblis yang memulai keterangan dengan membahas tentang Bid'ah pada halaman 36 bab kedua yang menyajikan hadits dan maqolah para 'ulama yang berkaitan dengan bid'ah, yaitu:

Dari 'Aisyah ra, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah SAW: "Barang siapa yang membuat perkara baru didalam perkara kami (agama kami) apa yang baginya tidak pernah ada sebelumnya, maka akan tertolak." (HR. Bukhari:4/355 dan Muslim:1718).

Dan dalam hadits lain Rasulullah bersabda: "Aku berwasiat kepadamu agar bertaqwa kepada Allah dengan pendengaran dan ketaatan. Maka sesungguhnya barangsiapa yang hidup dari sekalian kamu akan melihat ikhtilaf (perbedaan) yang banyak, maka kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku (setelah Al Qur'an) dan sunnah khulafaaurrasyidiin yang mendapat petunjuk Allah sesudahku. Berpeganglah dengan sunnah itu dan gigitlah dengan gigi gerahammu sekuat kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru dalam Islam (bid'ah), karena setiap perbuatan baru itu adalah bid'ah dan bid'ah itu adalah sesat (HR.Turmudzi:2678 dan Abu Dawud:4607)

Juga masih banyak lagi hadits yang senada dengan hadits-hadits tersebut diatas yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu.
Dilajutkan dengan Pasal Luzumu Thariqi Ahlissunnah (wajib dijalan ahli sunnah).
Lalu dilanjutkan dengan Pasal Laa Yazalu Ahlussunnah Dhaahiriin Ilaa Yaumil Qiyaamah.
Dan kemudian dilanjutkan dengan Pasal Fii Bayaani Aqsami Ahlul Bid'ati (keterangan-keterangan kelompok yang termasuk Ahli Bid'ah).

Pembahasan siapa saja yang termasuk Ahli Bid'ah yang dimaksud oleh hadits tersebut diatas adalah bid'ah didalam 'aqidah. Sebagaimana Rasulullah menjelaskannya dalam hadits:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda: "Yahudi akan terpecah menjadi 71 golongan atau 72 golongan, dan Nashrani juga seperti itu (terpecah menjadi 72 golongan) dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya dineraka kecuali satu golongan. Sahabat bertanya, "Siapakah mereka yaa Rasulullah?" Rasulullah menjawab; "Yang mengikuti sunnahku dan sunnah sahabat-sahabatku." (HR.Turmudzi:2632, Ibnu Hibban:1834, Ibnu Majah:3991)

Dan berkata Imam Al-Jauzi, maka jika dikatakan; "Apakah golongan-golongan Ahli Bid'ah itu sudah dikenal/sudah diketahui?"
Beliau menjawab: "Sesungguhnya kita mengetahui golongan-golongan bid'ah itu dari golongan-golongan 'aqidah (ushuluddin) diantaranya:
1. Khawaarij/Haruriyah (golongan yang menentang Sayyidina 'Ali kw).
2. Qadariyyah.
3. Syi'ah.
4. Rafidlah.
5. Jahmiyyah.
6. Murjiah.
7. Jabbariyyah.
8. Mu'tazilah.

Dan didalam kitab Assawaiqul Muharrqah Fii Raddi 'Alaa Ahli Bid'ati Wazzandaqah karangan Imam Ibnu Hajar Al Haitami rahimahullah, dari halaman pertama sampai 399 halaman.
Hadits yang dinukilnya yaitu diantaranya seperti hadits yang tercantum dalam kitab Talbisul Iblis karangan Imam Azzahabiy dan kitab Maqalatul Islamiyyiin Wakhtilaful Mushalliin karangan Imam Asy'ariy juga seperti itu. Namun didalam kitab Imam 'Asy'ari lebih menjelaskan bentuk-bentuk pemahaman dari Ahli Bid'ah yang sesat didalam masalah 'aqidah ini.
Jadi, yang dimaksud dengan sesat didalam hadits tersebut diatas adalah sesat didalam ber'aqidah, bukanlah orang yang melakukan tahlilan, membaca yasin bersama, maulidan, ziarah kubur, dll.
Semoga dengan uraian yang singkat ini dapat membuka pikiran dan wawasan kita didalam membina agama sesuai yang telah disyari'atkan Rasulullah SAW kepada kita.


Sumber: Santri Asy Syuhada Group


fb_like.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar